Bicara tentang "Kesibukan" gue, sesuai judul di atas, kali ini gue akan cerita apa saja yang gue lakuin.
Oke.
Sudah siap?
Baiklah. Kesibukan pertama gue adalah...
Sakit.
Pada awal tahun kemarin, gue sakit, sakitnya sih nggak parah, cuman nggak enak badan doang. Tapi lama kelamaan gue jadi batuk, dan karena nggak kebawa ke dokter, batuk gue nambah parah. Sudah parah, baru deh gue ke dokter, pas tanggal 1 januari malamnya. Saking jomblonya gue, gue sampai lupa kalau tanggal 1 itu libur. Tapi, karena tuh dokter tetangga gue sendiri, gue akhirnya diperbolehkan masuk. Dokternya bilang gini; Kasihan banget ya, tahun baruan malah sakit! Tapi nggak masalah, kamu pasien pertama saya ditahun 2015. Silakan masuk!
Sial... Jomblo ngenes tuh dokter!
Lalu, gue masuk. Sudah di dalam ruangan, dokter nyuruh gue tiduran. "Buka mulutnya!" kata tuh dokter. Sesuai perintah, gue mangap, kebetulan gue juga belum sikat gigi selama 2 hari, jadi gue mangap gede-gede. "Sudah, tutup!" lanjut sang dokter cepat-cepat (mungkin takut pingsan).
"Kamu kena radang tenggorokan!" diagnosa tuh dokter.
"Oh..." Gue jawabnya segitu doang.
"Suka pusing?" tanya dokter.
"Nggak terlalu sih, dok! Kadang pas kalau lagi nggak ada duit aja, baru deh pusing" jawab gue.
Lalu, sang dokter ninggalin gue sebentar. Dia menuju lemari yang ada di sudut ruangan, kayaknya ngambil obat deh. Ya, iyalah, masak ngajakin main sumputan?
"Ini obatnya diminum ya. Jangan dimakan, nggak bakalan kenyang deh. percaya sama dokter...."
"Iya, dok!"
Setelah selesai jasih instruksi peninuman obat, gue langsung bayar biaya dokter. Setelah urusan gue selesai, sambil menuju ke arah pintu keluar, eh, si dokter nanya lagi.
"Sudah punya pacar belum?"
Gue dalam hati teriak; WHAAATTTT! PACAR? GUE DATENG KEMANA SIH INI? DOKTER PENYAKIT DALAM APA DUKUN CINTA?
Tapi akhirnya gue jawab, "Belum, Dok!"
"Pantes sakit! Makanya, tahun ini cari pacar ya! Biar tahun depan nggak sakit lagi!"
"........"
Gue cuman diam. Padahal dalam hati gue bilang; Tenang, Dok. Mohon doanya. Doain 2015 ini novel "PACAR!" gue sama feby terbit. Aminnn...
(Eh, malah promosi)
Kedua, kesibukan gue berikutnya adalah berangkat ke luar kota, yang gue kasih hastag #TripToSarolangun
Setelah sakit gue agak mendingan, gue harus nganterin dua sepupu gue ke rumahnya di Sarolangun, Jambi.
Ini sepupu-sepupu gue yang super nyebelin karena hobi banget ngerjain gue! Namanya Raffi dan Rara. |
Sebelum rencana nganterin dua sepupu gue itu pakai kereta api. Pada awalnya gue disuruh naik travel aja biar cepat. Tapi, berhubung gaya nyetir supir travel sudah kayak orang mabok, gue ngotot supaya naik kereta api aja. Ya, alasannya cukup logis sih... Kereta api nggak mungkin tabrakan, walaupun mungkin, peluang hidup gue lebih gede karena gerbong kereta lebih gede daripada mobil Avanza.
Setelah perundingannya yang nggak seimbang, gue akhirnya diperbolehkan untuk memilih naik kereta api.
Oke, masalah naik travel sudah teratasi. Tapi masalah berikutnya muncul. Ya, apalagi kalau jurusan kereta api nggak ada yang langsung menuju langsung ke Sarolangun. Jadi, mau nggak mau, gue harus transit dulu ke Lubuk Linggau, yang dimana jarak antara Lubuk Linggau sama Sarolangun itu cukup jauh, butuh 2.5 jam lagi kalau naik mobil. Nah, berhubung yang jemput gue di stasiun Lubuk Linggau bukan supir travel mabok, melainkan bokapnya sepupu gue (Kalau gue manggilnya sih; om). Gue akhirnya nggak mempermasalahkan untuk naik mobil lagi selama 2 jam lebih.
Singkat cerita. Tibalah dihari H keberangkatan.
Tepat pukul 7 malem, gue, dan kedua sepupu gue sudah sampai di stasiun Kertapati, Palembang. Bokap dan Nyokap gue yang nganter, dan setelah penukaran tiket, bokap nyokap gue juga sudah langsung pulang. Gue ditinggal gitu aja kayak gelandangan. Miris.
Setelah urusan tiket kelar. Gue, dan kedua sepupu gue langsung duduk di hall gede, tempat para penumpang nunggu untuk giliran naik ke kereta. Dan tepat pukul 8 nya gue sudah naik ke dalam kereta.
Satu hal pas gue sampai di dalam gerbong kereta, ternyata kursi kereta nggak selebar kursi bioskop, agak kecilan. Untung handle-nya bisa diangkat, jadi gue bisa duduk dengan leluasa.
Kursinya ada 4, dua kiri, dua kanan. |
Dan lebih beruntungnya lagi, disana ada pramugarinya. Pramugarinya bening banget, cuy. Sumpah!
Nggak percaya?
Wait....
Nah... Cantik kan? Iya dong... |
Sekali lagi, betapa beruntungnya gue. Soalnya jarak gerbong makan, tampat tuh pramugari 'nongkrong' cuman beda satu gerbong, alias di depan gerbong gue...
Seperti biasa, gue ngamatin sekitar dulu. Baru disaat yang tepat gue mulai beraksi.
"Ehem..." Gue batuk-batuk kecil. Padahal batuk gue belum sembuh banget sih.
Lalu, sang pramugari itu noleh ke arah gue.
"Iya, Kak. Ada yang bisa dibantu?!"
Dilontarkan pertanyaan klasik seperti itu sih gue udah biasa.
"Ada nasi rendang nggak?" jawab gue ngawur.
"Disini mana ada nasi padang kakak!" jawab si pramugari polos. "Nasi goreng, mau nggak?" tawarnya yang kebetulan menu paling simple untuk kereta api ya cuman nasi goreng.
Gue cari alasan. Padahal di dompet cuman ada 100 ribu (Uppps... Ketahuan deh...). Mencari alasan untuk hemat, otak gue berpikir cepat.
"Kalau kopi ada?" tanya gue yang langsung tertuju dengan kebiasan gue malem-malem. Dan gue pikir juga, "Ah, paling berapa sih, kopi? 5 ribu?"
"Ada kak..." jawabnya. "Kakak mau kopi apa? Hitam? Kopi susu?--"
Sayangnya, belum juga si pramugari itu melanjutkan kalimatnya gue langsung teringat kata "Hitam". Yaiyalah, kopi kan hitam semua!
Sontak dengan jahil gue jawab. "Kopi hijau ada?"
Eh, si pramugari malah diam, bingung.
"Kopi putih kan ada, masak hijau nggak ada?" tanya gue lagi
Si Pramugari menggerakan kepalanya ke arah kiri-kanan.
"Kopi putih ada kak! Kopi tupai. Kakak mau?"
"WHAATTT KOPI TUPAI?" teriak gue dalam hati.
"Tupai!?" tanya gue.
"Iya, tupai..." jawabnya. "Nih..." Si pramugari menujukan sebungkus kopi yang bergambar luwak.
"Oh, Luwak WHITE *******" sensor nyebutin merek.
Si pramugari kemudian tersenyum, mungkin dalam hatinya dia bilang; "Rasain lo! Emang enak ngibulin gue tadi!?"
Kopi pun jadi. Keadaan makin malam. Di gerbong yang tadinya agak ramai sama dua orang polisi dan beberapa orang krew kereta api itu pun makin sepi. Sang polisi berpatroli lagi. Sekarang cuman ada gue, si pramugari, dan beberapa Krew yang masih sibuk dengan kesibukannya masing-masing
Dan disaat yang semakin malam itulah, tingkah sang pramugari itu semakin aneh. Gue penasaran. Lalu nanya...
"Kenapa? Kok girang banget? Baru pertama kerja di kereta api ya?"
"Bukan kak... Malam ini aku ulang tahun?!"
Mendengar tuh pramugari bilang dia ulang tahun, gue berasa mau sujud syukur, tapi nggak jadi takut ntar dibilang gue mau mau jadi babi ngepet di dalam kereta. "Gilaaa.... ini dia kesempatan gue buat kenalan. pura-pura kasih ucapan selamat. terus minta pin bb deh!" teriak gue dalam hati lagi.
Serangan pun langsung gue luncurkan. Nggak pake lama, tangan gue udah maju duluan buat salaman.
"Selamat ya..." kata gue.
"Ye.... nanti kak. Baru juga jam 11.30. Masih lama!"
Seketika itu juga jadi malu, gila jabatan tangan gue ditolak. Tapi ada benernya juga sih; masih lama!
Lalu, setelah kopi tupai gue habis, gue kembali ke gerbong gue. Semua orang udah pada ngorok, termasuk kedua sepupu gue. Bagus!
Gue mendekat ke arah kedua sepupu gue. Merasa sudah seperti bokapnya, dengan perlahan gue bentangin selimut ke arah keduanya. Dan saat itu juga gue langsung inget kalau sepupu gue bawa coklat, Beng-b*ng. Lalu, coklat itu gue ambil satu. takut kalau banyak, gue bisa diminta ganti rugi yang lebih mahal daripada harga coklat Beng-b*ng.
"Yes, ini dia nih buat kado tuh pramugari!" seru gue.
Tepat pukul 12.00 gue kembali ke gerbong makan. Biar hemat lagi. Gue pesen kopi tupai lagi. Tapi, belum juga gue ngucapin selamat ulang tahun, eh, si pramugari itu tiba-tiba dikerumunin para krew dan dua orang polisi yang tadi. Dia diborgol, Men. Kalau saja saat itu otak gue lagi mesum, mungkin gue sudah berpikiran adegan sex ekstream yang kayak di film-film porno temen gue. Sayangnya, otak gue nggak menjurus kesana. Gue masih bingung gimana cara ngasih nih coklat Beng-b*ng.
Semua ketawa, krew, sama kedua polisi tadi. Gue ikutan nyengir kayak kuda biar dibilang respect. Sementara si pramugari tadi udah nangis. Gue nya nggak tega. Tapi rencana mau nyelamatin tuh pramugari dari cengkraman borgol, gue juga nggak bisa berbuat apa-apa, gue lupa bawa tas koper Tony Stark yang isinya baju Iron man. Jadinya, gue pasrah nungguin drama itu berakhir.
Yup. Benar saja, mendekati pukul 1, "sang penyandera" yang berharap kena traktir itupun nyerah. Ya iya lah, tuh pramugari bilang; Aku belum gajian, ntar aja traktirnya tunggu gajian.
Ketika suana makin malam, para krew, dan dua polisi itupun udah bertugas kembali dan si pramugari itu juga mau tidur. Dengan sigap gue manggil. "Dek... Selamat ulang tahun ya...." kata gue sambil kasih coklat Beng-b*ng.
"Makasih..." katanya.
Singkat cerita, keesokan paginya, ketika kereta sudah sampai di Lubuk Linggau, gue yang nggak mau kehilangan si pramugari (ciee bahasa gue. Kehilangan, Men!) langsung tukeran pin BB. Tapi sebelumnya, gue udah tau nama si pramugari dari tadi dari checklist absen yang tertinggal di gerbong makan dimana semua orang sudah tidur dan cuman ada gue yang duduk disana sambil menikmati pemandangan diluar jendela yang gelap.
GUBRAKK!!!
yang dapet kue! |
Sekian. Masih banyak sih. Besok-besok aja gue sambung. Ya kalau nggak "sibuk" ya! Hahaha....
HAPPY BIRTH DAY ULFA!
Itu kereta api tiketnyo eksekutif yo kak?
BalasHapusiyo :D
Hapuseksekutif. tapi kalo pramugarinyo nak eksekutif, bisnis, ekonomi, masih sama aja. soalnya cuman satu.
jambi?? itu kan tetanggan sama pekanbaru..
BalasHapuswahh..jadi foto-fotonya mas dapet dari BBM??IMut banget ya kayaknya
iya, sama palembang pun masih satu keluarga. soalnya sama-sama pulau sumatera.
Hapusitu fotonya dari BBM, ngambilnya nggak ngomong, sengaja, pas jadi baru deh dikasih tau.
Imut? Bingiittttsss...
Cie yang punya kenalan baru hihihi. Didoain tahun ini punya pacar ya, Yan :)
BalasHapusAmin, Semoga dia baca ya, teh!
Hapushahahaha dengan modal bengbeng bisa dapet pramugari :D
BalasHapusapalagi modal mas kawin seperangkat alat sholat ya? mungkin dapat anak ustadz...
HapusAyo gemboool, pepetin trus tuh pramugari, kali aja jadi patjar. Ato kasih aja dah ke gue. Gue demen banget. Manis kayak lolipop. Hahaha...
BalasHapushaha, lu mau? siap sakit hati? gue aja nyerah...
Hapus